Sabtu, 09 Mei 2015

cerpen reinkarnasi

YESTERDAY , NOW , and TOMORROW
Pada tahun 3000, ada seorang Menteri Pendidikan dengan murid yang pasif. Padahal, tekonologi sudah maju. Tetapi, di dalam bola biru ini perilaku manusia semakin buruk. Pada jaman ini manusia sudah banyak , pastilah ada yang kaya dan ada yang miskin , ini bisa jadi kemungkinan yang pasti. Pada jaman ini manusia yang kaya akan bertambah kaya hingga keturunannya , mungkin pula manusia yang miskin bertambah miskin hingga keturunannya. Bagaimana tidak? manusia sudah banyak begini , 1 presiden disetiap negara pun akan kewalahan memberikan dana kepada masyarakat yang kurang mampu yang pasti jumlahnya akan banyak saat itu. Padatnya bola ini , daratan pun tak cukup memuat kehidupan saat ini. Sehingga lautan pun menjadi tempat tinggal mereka.
“Huh, kehidupan dibumi ini semakin suntuk. Kapan aku bisa mereinkarnasi diriku sendiri?” keluh dio.
          Akhirnya, pun dia pergi ke suatu ruangan.  Lalu, dia memperbaiki pekerjaan yang ada pada ruangan tersebut. Akhir-akhir ini dia selalu sibuk dengan ruangan tersebut. Entah ada apa dengan ruangan itu. Seperti ada misteri tersembunyi.
“Aku  ingin dunia ini damai dengan kesopan santuan individualisme. Aku yakin suatu saat nanti dunia ini akan membaik. Tak ada satu pun yang mustahil  jika kita berusaha. Aku yakin aku bisa memanfaatkan teknologi saat ini dikehidupanku ini.” Remasan kertas yang dipukulkan ke dada dengan pandangan ke langit.
          Ruangan yang cukup menarik. Atap kaca melapisi ruangan. Terlihat payung gelap dengan taburan bintang nan indah. Tak ada seorang pun yang tahu ruangan unik ini kecuali Dio. Sudah lama ia mengotak-atik didalam ruangan ini dengan lekukan jari-jemari kreatifnya ini. Hampir setiap  malamnya dia lembur diruangan ini.
          Esoknya dia kembali bekerja seperti biasa. Dia bekerja dikantor. Dan tidak lagi pergi keruangan itu lagi. Dia hanya bisa pergi ke ruangan itu saat liburan saja. Yah, meskipun bersebelahan. Tak seorang pun tahu isi ruangan itu.

Setelah beberapa lama Kemudian, dia kembali ke ruangan itu. Dimana ruangan itu hanya dipenuhi tombol-tombol.  Dan dia ingin tahu apakah tombol-tombol itu berfungsi. Meskipun ia yang membuat ruangan itu dengan penuhan tombol , tetapi, dia tak pernah mencoba satu pun dari tombol tersebut. Jari-jemarinnya pun perlahan-lahan meluncurkan kesalahsatu tombol berwarna biru laut. Ruangan  itu pun langsung bergoyang menjatuhkannya dan berputar hingga sekian jam lamanya. Tiba-tiba dia jatuh disuatu halaman yang cukup luas tampak seperti sekolah dasar.
“Aaaww, Dimana aku ini?” dia pun bertanya-tanya seperti tak asing lagi dengan tempat ini. Kemudian, dia berjalan dengan lambatnya dan bertemu dengan kerumunan banyak orang disekitar. Herannya lagi , tubuhnya yang mengecil dengan pakaian merah putih.
“Tubuhku, kenapa mengecil? Seragam? Kapan aku mengenakan ini? Wajahku? Tak berubah.” Ocehannya didepan kaca tampak heran.
“Loh, itu kan kepala besarku dulu. Itu juga temanku sedang bermain. Ini sekolah dasarku. Berapa ratus tahun lamanya aku sekolah disini. Tepat pada tahun 2015. Aku duduk dibangku sekolah dasar ini. Tetapi, wajahku sama aja. Hanya beda baju dan suaraku seperti budaya yang  sangat berbeda dengan lantunan nada yang khas.”
“Hai Dit, ikutan main sepak bola yuk.” Sapa salah satu temanku dengan ajakannya.
“Hhhmmm Adit.” Tunjukannya pada dirinya sendiri.
“Iya Adit. Kamu. Ayo gih main. Berani gak.”
“Ok. Siapa takut.”
Akhirnya , Adit pun  bermain sepak bola. Dia ingin kembali menuju dikehidupannya lagi  ditahun 3000. Tetapi, dia berpikir untuk memperbaiki  kehidupan dibumi ini. Setidaknya perilaku manusia dengan manusia bisa dia perbaiki. Jadi , dia memanfaatkan reinkarnasinya ditahun 2015 ini untuk  memperbaiki sumber kehidupan yang akan datang. Karena, bibit dari tahun sebelumnya ke 2015 dan dikehidupan selanjutnya sangatlah fatal. Bibit yang buruk ditahun sebelum dan sebelumnya itu membuat kehidupan di tahun 3000 menjadi rusak. Akal, perilaku,  sopan santun, dan semuanya itu sangat buruk. Seperti tak ada kehidupan di bola bumi ini.
Tentang pengalaman yang sepertinya pernah dirasakan dalam kehidupan sebelumnya. Cara kerja otak manusia, termasuk alam bawah sadar, serta pengaruh obat atau dampak pengalaman traumatis, belum sepenuhnya dipahami. Mimpi dan khayalan berdasarkan informasi yang sangat banyak di otak dapat terasa sangat nyata dan sepertinya benar-benar terjadi. Jadi, dia yakin bisa memperbaiki kehidupan didunia ini. Sedikit demi sedikit ia menjejaki. Tak ada seorang pun yang tahu. Jika dia  datang dari tahun 3000. Tapi semua orang tahu Adit ini. Berarti dia juga pernah hidup di tahun 2015 ini.
“Adit, cepat sini nak. Bunda buru-buru nih.” Ajaknya seorang perempuan cantik ini dengan panggilan seperti anaknya.
“Iya Bun.” Adit pun lari menuju mobil bundanya.
Adit yang dulu tak seperti ini. Bunda Adit dulu mengenal Adit itu anak yang nakal. Tapi, beda dengan sekarang. Adit yang sekarang ini sopan, patuh. Bunda pun heran. Adit yang sudah tahu kehidupan yang akan datang pun tahu apa yang terjadi. Tampak bukan seperti kehidupan. Adit ingin mengubah situasi dari yang terkecil. Agar bibit tahun ke tahun pun ada perubahan.
Dulu Adit suka menjaili temannya hingga ketakutan. Sampai berniatan pindah karena kelakuannya Adit. Tapi tidak untuk saat ini. Adit  saat ini selalu mengajak dalam kebaikan. Adit ingin dunia ini baik kedepannya. Tapi tidak seluas itu untuk ke dunia. Terlalu luas yang ia pikirkan. Jadi, Adit memulainya dari yang terkecil. Dari lingkungan sekitarnya dulu. Adit tidak mau Negara ini selalu berandai-andai memiliki teknologi yang canggih seperti Jepang tanpa tindakan. Manusia kebanyakan begitu. Berandai-andai tanpa melakukan hal sedikit pun.
Sedikit demi sedikit ia merubah situasi lingkungan yang buruk menjadi lebih baik. Agar bibit-bibit kedepannya menjadi baik. Harapan Adit seperti itu. Setelah lama kemudian pengaruh baiknya itu menyebar. Teman-teman sekitarnya banyak yang dari luar kota. Ada pula yang dari luar negeri. Adit selalu mengajarkan kebaikan.
Suatu saat nanti Adit yakin , perilaku baiknya ini membuahkan hasil. Dengan berjalannya waktu ini , Adit juga membuat mesin waktu untuk kembali ke tahun 3000. Dia membuat ruangan seperti biasa yang telah ia pelajari di tahun 3000.
Sebelum ia kembali , dia ingin melihat situasi sekitar. Pemandangan lebih asri. Lebih sejuk dari sebelumnya. Lingkungan sekitar juga bersih. Indah dengan senyuman surya di pagi ini. Melengkapi langitan biru yang segar.
Adit pun kembali ke ruangan itu. Dengan langkahan jarinya di tombol yang cukup menarik. Lagi-lagi ruangan itu menggoyangkan tubuhnya tampak seperti putaran. Menjatuhkan dirinya disudut-sudut ruangan. Sekian lama jam, ia tampak seperti terdorong dari ruangan.
“Pak Dio. Bapak dari mana saja?” sapa pegawainya.
                Tampak seperti ada yang berbeda.  Padahal dia cukup lama di tahun 2015. Tapi , seperti hanya beberapa jam yang lalu Dio pergi. Waktu tampak berhenti sejenak saat kehidupan 2015 terulang lagi.
“oh aku. Aku habis menyelesaikan pekerjaan.” Jawabnya gugup. Tak seperti biasanya pegawainya seperti begini.
“Bapak kenapa? Ada masalah ya di perusahaan ini?”
“Oh tidak. Semuanya baik-baik saja.”
      Semuanya tampak seperti berubah. Dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dio pun bersyukur. Akhirnya kehidupan mulai berubah. Semua orang lupa kejadian sebelum-sebelumnya yang tergenang oleh suatu masalah.
“Tuhaan, terimakasih. Cukup aku , engkau dan waktu yang tahu tentang semua kejadian di  bola bumimu ini.”